Eksploitasi Tanah Merah Ilegal di Desa Mekarsari Dilaporkan ke Polda Banten

Lebak – Aktivitas galian tanah merah di Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, dilaporkan oleh Aktivis Badak Banten Perjuangan ke Polda Banten. Laporan tersebut disampaikan pada Jumat (4/10/2024) dengan tuduhan bahwa kegiatan eksploitasi tanah merah di lokasi tersebut diduga kuat beroperasi secara ilegal.

Menurut Badak Banten, lokasi galian yang berada di Kampung Banjarsari Papanggo RT/RW 01/06 dan Kampung Mulih Kalawijo RT 002/002, Desa Mekarsari, telah menyebabkan kerusakan lingkungan di sekitar wilayah tersebut. Selain itu, aktivitas pengangkutan tanah merah oleh truk-truk yang kelebihan muatan juga menyebabkan kerusakan jalan, yang berpotensi menimbulkan bahaya, terutama saat musim hujan tiba.

Dede Abdul Kodir, Komandan Badak Banten, mengkritik kurangnya tindakan dari pihak Satpol PP di tingkat kabupaten dan provinsi, yang dianggap menutup mata terhadap maraknya kegiatan galian tanah merah ilegal di wilayah tersebut. “Para penegak perda dari OPD terkait seolah membiarkan aktivitas ini terus berjalan, tanpa tindakan tegas,” ungkap Dede.

Sekretaris Jenderal Badak Banten Perjuangan, Muhamad Arifin, menyatakan bahwa laporan resmi sudah diserahkan ke Polda Banten dan diterima oleh bagian Kriminal Khusus. “Laporan pengaduan kami sudah dikirim dan tembusan suratnya telah diterima oleh pihak berwenang,” ujar Arifin.

Hingga berita ini diturunkan, pihak media masih berupaya mengonfirmasi siapa pihak yang bertanggung jawab di balik eksploitasi tanah merah yang diduga ilegal ini. Aktivitas penggalian di Desa Mekarsari hingga kini masih berlangsung, dan kekhawatiran tentang dampak negatif bagi lingkungan terus meningkat.

Badak Banten menegaskan bahwa kehadiran pengusaha di Desa Mekarsari tidak memberikan manfaat positif, melainkan lebih banyak menimbulkan kerugian, terutama terkait rusaknya infrastruktur dan lingkungan di wilayah tersebut.***Red